Beberapa permasalahan yang terjadi :
1. Distribusi Guru tidak merata.
SD: 68 % daerah perkotaan kelebihan guru.
52 % daerah pedesaan kelebihan guru.
66 % daerah terpencil kekurangan guru.
SMP: Kesenjangan antara daerah perkotaan dan
terpencil lebih besar.
SD dan SMP secara bersama-sama:
81 % kelebihan guru.
13 % kekurangan guru.
Mismatch terjadi dalam mapel Bhs. Inggris, OR,
dan Agama.
Jumlah guru di Sekolah Daerah Terpencil kurang.
93% kekurangan guru
Sumber: Teacher Employment and Deployment Survey (2005)
Pulau Seram memiliki wilayah seluas 18.625 km2 , dengan panjang 340 km dan lebar 60 km. Titik tertingginya ialah Gunung Binaiya, setinggi 3.019m di atas permukaan laut.
Pulau Seram memiliki alam pegunungan dan hutan tropis. Produk-produk yang dihasilkan antara lain cengkih, pala, kopra, damar, sagu, ikan, dan minyak. Terdapat satu taman nasional yaitu Taman Nasional Manusela yang terkenal karena banyak hewan dan tumbuhan endemiknya. Untuk mencapai tempat ini dapat ditempuh melalui Desa Yaputih atau Hatu di Kecamatan Tehoru, kurang lebih 100km dari Masohi.
Namun disekitar kawasan taman nasional manusela terdapat desa desa atau Negeri yang memang sulit dijangkau oleh siapapun yang berkunjung kesana,karena harus melewati pegunungan dengan menggunakan jalan kaki,
Tingkat pendidikan pada daerah yang berada di sekitar pegunungan masih jauh dari harapan tujuan pendidikan, tenaga guru bahkan kemampuan kognitif siswa sangat rendah.Untuk itu diupayakan bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran pada sekolah yang berada pada daerah yang sulit dijangkau seperti ini.
Salah satu hal yang dikaji penulis adalah : Penerapan sistim pembelajaran tutorial teman sebaya dan out door learning pada siswa SD SMP maupun SMA pada daerah-daerah yang sulit dijangkau,Hasil penelitian menunjukan efektifitas sistim pembelajaran tutorial sebaya dan out door learning dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa dan minat siswa terhadap pendididkan mencapai target yang diharapkan(hasil penelitian selengkapnya dapat menghubungi penulis)
Alfred Joseph Tibalilatu, S.Pd.,M.Pd ( SMA Negeri I Masohi ) Kabupaten Maluku Tengah Maluku alfredaped60@yahoo.com
Kamis, 11 November 2010
Selasa, 02 November 2010
MENERAPKAN KONSEP PENCEMARAN MELALUI PENGGUNAAN TANAMAN BIDHURI (Calotropis gigantea) SEBAGAI INSEKTISIDA ALAMI YANG RAMAH LINGKUNGAN
Menerapkan cara menanggulangi pencemaran lingkungan merupakan hal yang mudah dilaksanakan siswa setelah mempelajari konsep pencemaran lingkungan tetapi bagaimana mengajarkan siswa untuk memahami hal-hal yang sulit diterapkan memang membutuhkan ketelitian namun menarik untuk dipelajari. Salah satunya adalah memanfaatkan pestisida alami yang ramah lingkungan. Berbagai dampak negatif pada lingkungan biotik dan abiotik yang diakibatkan oleh penggunaan pestisida kimia mengakibatkan hama yang menyerang tanaman pertanian memiliki potensi daya tahan yang diwariskan secara genetik yang akan mengekspresikan diri bila dirangsang dengan pestisida dan juga pada pestisida tertentu dapat merubah fisiologi tanaman dan merubah struktur jaringan tanaman hingga hama dapat hidup lebih subur.Oleh karena itu kita perlu mencari alternatif insektisida buatan yang bahan-bahannya diambil dari alam misalnya dari tanaman-tanaman tertentu seperti penggunaan tanaman bidhuri(Calotropis gigantea) Eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui apakah tanaman bidhuri dapat dijadikan sebagai insektisida dan bagaimana cara pembuatannya.Hasil penelitian berhasil yaitu 1.Siswa berminat dalam melakukan eksperimen ini karena praktis dilakukan
2.Spontanitas pemahaman siswa dan kecintaan terhadap alam sekitar dapat dirasakan oleh siswa karena dengan sendirinya mereka mulai melestarikan tanaman bidhuri dan memanfaatkannya sebagai pestisida alami
3.siswa dapat memperkenalkannya kepada masyarakat tentang pestisida alami yang berasal dari daun dan bunga tanaman bidhuri
2.Spontanitas pemahaman siswa dan kecintaan terhadap alam sekitar dapat dirasakan oleh siswa karena dengan sendirinya mereka mulai melestarikan tanaman bidhuri dan memanfaatkannya sebagai pestisida alami
3.siswa dapat memperkenalkannya kepada masyarakat tentang pestisida alami yang berasal dari daun dan bunga tanaman bidhuri
Penerapan model pembelajaran Jigsaw di SMA Negeri I Masohi pada Pembelajaran Biologi
Pendidikan adalah kehidupan,dan kehidupan harus dipersiapkan menurut kebutuhan cita-cita dari manusia itu sendiri, sebab cita-cita setiap manusia sebenarnya itulah tujuan hidup. Secara normal setiap insan manusia dalam hidupnya pasti mengidamkan apa yang disebut meraih “ Tarap Hidup Yang Lebih Baik “ yang selanjutnya mengarah pada hidup yang sukses. Banyak orang mempercayai bahwa untuk dapat meraih kesuksesan hidup yang lebih baik adalah melalui upaya-upaya pendidikan yang tepat,atau dengan perkataan lain bahwa pendidikan adalah kunci yang strategis untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
Persoalan sekarang adalah mampukah kita merumuskan indikator manusia sukses yang diinginkan ? sebab indikator orang-orang yang sukses itulah sebagai referansi pokok dan esensi dalam pengembangan kurikulum melalui strategi mengajar yang digunakan. Manusia sukses yang dimaksudkan disini adalah orang yang mampu meraih kesuksesan dengan tetap pada koridor kebenaran. Konsep biologi yang dibelajarkan di SMA masih perlu dikaji mendalam, oleh karena itu belajar biologi akan lebih menarik minat siswa jika penyajian bersifat kongkrit dan melibatkan siswa secara aktif baik dari segi mental maupun fisik.
Siswa belajar berdasarkan tingkat perkembangan,tujuannya untuk lebih banyak membantu siswa menjelaskan peristiwa –peristiwa fisis yang terjadi dialam sekitar dan dalam kehidupan sehari-hari.Dalam National Science Education Stantard (1996:20), dikatakan bahwa belajar sains adalah sesuatu yang harus dilakukan siswa bukan sesuatu yang dilakukan pada mereka.Dalam belajar sains, siswa menggambarkan benda dan kejadian, bertanya, mendapatkan pengetahuan melalui penjelasan tentang phenomena alam,menguji penjelasan tersebut dengan beberapa cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan pikiran mereka kepada siswa yang lain. Jadi belajar sains adalah suatu proses aktif.
Dengan demikian upaya siswa untuk mendapatkan pengetahuan sendiri dan kemudian mengkomunikasikan pikiran mereka kepada siswa lain merupakan kunci utama keberhasilan, oleh karena itu peranan guru sebagai motor utama yang memiliki tanggung jawab langsung untuk menterjemahkan kurikulum kedalam aktivitas pembelajaran dan bukan satu-satunya sumber utama pengetahuan, artinya sebagai seorang guru tugasnya bukan lagi sebagai sumber pembelajaran tetapi memfasilitasi agar informasi baru menjadi bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana seorang guru menerapkan model atau strategi mengajar yang tepat
Bertolak pada pengalaman melalui sebuah observasi diri berdasarkan berbagai model pembelajaran yang diterapkan maka yang menyebabkan siswa kurang berhasil dalam suatu proses pembelajaran dikelas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Telah berakarnya kebiasaan mengajar dengan menggunakan metode ceramah sehingga guru terlalu banyak berperan dan tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi karena guru lebih mengutamakan target pencapaiaan kurikulum dibandingkan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Latar belakang kehidupan siswa akibat kemampuan orang tua sehingga kurang tersedianya buku-buku penunjang, sebagai akibat siswa tidak tahu kemana ia dapat mengatahui semua itu.
3. Kurang tersedianya buku –buku penunjang yang disediakan disekolah sebagai sumber belajar.
4. adanya perasaan sungkan, takut terhadap guru sebagai tutor dibandingkan dengan siswa temannya sehingga apa yang dijelaskan oleh temannya lebih
mudah dimengerti dibandingkan dengan yang dijelaskan oleh guru.
Mengacu pada pemikiran dan hasil observasi diatas mendorong penulis
untuk mempasilitasi dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa secara aktif bukan saja dalam menemukan serta memiliki keahlian terhadap sesuatu yang belum diketahui tapi berani juga menyampaikan gagasan atau pikirannya kepada siswa teman sebayanya.
Permasalahan kurangnya fasilitas dan kesempatan bagi siswa untuk menemukan sendiri dan menyampaikan pikirannya kepada siswa lain akan dicoba diatasi dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang dikembangkan oleh Aronson, Blaney, Stephen, Sikes and Snapp (1978) yakni model pembelajaran Jigsaw (Model TIM Ahli) Model ini dirancang untuk melatih siswa menemukan serta memiliki keahlian dari apa yang telah dipelajarinya serta mampu mengkomunikasikannya dengan mengajarkan teman lain tentang apa yang telah diketahuinya.
Berdasarkan hal hal yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Upaya peningkatan hasil belajar biologi melalui penerapan model pembelajaran jigsaw pada SMA negeri I Masohi
Kegiatan Inti pada pemebelajaran JIGSAW
1.Siswa dikelompokkan ke dalam 5 anggota tim
2.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4.Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
5.Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
Kegiatan Penutup
1.Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
2.Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
3.Guru memberikan evaluasi
4.Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah
(Informasi lengkap mengenai penerapan model pembelajaran jigsaw dapat menghubungi penulis)
Persoalan sekarang adalah mampukah kita merumuskan indikator manusia sukses yang diinginkan ? sebab indikator orang-orang yang sukses itulah sebagai referansi pokok dan esensi dalam pengembangan kurikulum melalui strategi mengajar yang digunakan. Manusia sukses yang dimaksudkan disini adalah orang yang mampu meraih kesuksesan dengan tetap pada koridor kebenaran. Konsep biologi yang dibelajarkan di SMA masih perlu dikaji mendalam, oleh karena itu belajar biologi akan lebih menarik minat siswa jika penyajian bersifat kongkrit dan melibatkan siswa secara aktif baik dari segi mental maupun fisik.
Siswa belajar berdasarkan tingkat perkembangan,tujuannya untuk lebih banyak membantu siswa menjelaskan peristiwa –peristiwa fisis yang terjadi dialam sekitar dan dalam kehidupan sehari-hari.Dalam National Science Education Stantard (1996:20), dikatakan bahwa belajar sains adalah sesuatu yang harus dilakukan siswa bukan sesuatu yang dilakukan pada mereka.Dalam belajar sains, siswa menggambarkan benda dan kejadian, bertanya, mendapatkan pengetahuan melalui penjelasan tentang phenomena alam,menguji penjelasan tersebut dengan beberapa cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan pikiran mereka kepada siswa yang lain. Jadi belajar sains adalah suatu proses aktif.
Dengan demikian upaya siswa untuk mendapatkan pengetahuan sendiri dan kemudian mengkomunikasikan pikiran mereka kepada siswa lain merupakan kunci utama keberhasilan, oleh karena itu peranan guru sebagai motor utama yang memiliki tanggung jawab langsung untuk menterjemahkan kurikulum kedalam aktivitas pembelajaran dan bukan satu-satunya sumber utama pengetahuan, artinya sebagai seorang guru tugasnya bukan lagi sebagai sumber pembelajaran tetapi memfasilitasi agar informasi baru menjadi bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana seorang guru menerapkan model atau strategi mengajar yang tepat
Bertolak pada pengalaman melalui sebuah observasi diri berdasarkan berbagai model pembelajaran yang diterapkan maka yang menyebabkan siswa kurang berhasil dalam suatu proses pembelajaran dikelas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Telah berakarnya kebiasaan mengajar dengan menggunakan metode ceramah sehingga guru terlalu banyak berperan dan tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi karena guru lebih mengutamakan target pencapaiaan kurikulum dibandingkan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Latar belakang kehidupan siswa akibat kemampuan orang tua sehingga kurang tersedianya buku-buku penunjang, sebagai akibat siswa tidak tahu kemana ia dapat mengatahui semua itu.
3. Kurang tersedianya buku –buku penunjang yang disediakan disekolah sebagai sumber belajar.
4. adanya perasaan sungkan, takut terhadap guru sebagai tutor dibandingkan dengan siswa temannya sehingga apa yang dijelaskan oleh temannya lebih
mudah dimengerti dibandingkan dengan yang dijelaskan oleh guru.
Mengacu pada pemikiran dan hasil observasi diatas mendorong penulis
untuk mempasilitasi dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa secara aktif bukan saja dalam menemukan serta memiliki keahlian terhadap sesuatu yang belum diketahui tapi berani juga menyampaikan gagasan atau pikirannya kepada siswa teman sebayanya.
Permasalahan kurangnya fasilitas dan kesempatan bagi siswa untuk menemukan sendiri dan menyampaikan pikirannya kepada siswa lain akan dicoba diatasi dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang dikembangkan oleh Aronson, Blaney, Stephen, Sikes and Snapp (1978) yakni model pembelajaran Jigsaw (Model TIM Ahli) Model ini dirancang untuk melatih siswa menemukan serta memiliki keahlian dari apa yang telah dipelajarinya serta mampu mengkomunikasikannya dengan mengajarkan teman lain tentang apa yang telah diketahuinya.
Berdasarkan hal hal yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Upaya peningkatan hasil belajar biologi melalui penerapan model pembelajaran jigsaw pada SMA negeri I Masohi
Kegiatan Inti pada pemebelajaran JIGSAW
1.Siswa dikelompokkan ke dalam 5 anggota tim
2.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4.Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
5.Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
Kegiatan Penutup
1.Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
2.Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
3.Guru memberikan evaluasi
4.Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah
(Informasi lengkap mengenai penerapan model pembelajaran jigsaw dapat menghubungi penulis)
Uji daya bunuh Plasmodium malariae secara Invitro dengan menggunakan ekstrak daun pepaya(Carica papaya)melalui Praktikum Biologi di Laboratorium SMA Negeri I Masohi
Berdasarkan informasi dari Subdinas Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Propinsi Maluku, sebagian besar daerah-daerah di Maluku termasuk daerah endemis malaria tinggi, dengan angka temuan kasus antara 57 kasus per 1000 jiwa setiap tahunnya. Seorang penderita malaria dapat dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium, infeksi demikian merupakan infeksi campuran antara Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax atau dengan Plasmodium malariae. Infeksi campuran ini biasanya terdapat di daerah yang tinggi angka penularannya. Nyamuk Anopheles merupakan vektor utama malaria dan penularannya melalui gigitan Anopheles betina yang mengandung sporozoit yang infektif (Rampengan, 1997).
Penemuan obat-obat antimalaria diharapkan dapat menyediakan obat baru dengan mekanisme dan target obat yang potensial dan aman bagi manusia. Pepaya juga menjadi bahan perawatan terkenal bagi penduduk Aborijin Australia untuk membantu persalinan, mengendalikan kelahiran dalam beberapa kasus di Papua New Guenea, dan sebagai alat kontrasepsi. Daun pepaya terkandung senyawa alkaloid karpain, caricaksantin, violaksantin, papain, saponin, flavonoida, politenol, dan saponin. Daun pepaya juga mengandung protein tinggi, lemak, vitamin, kalsium (Ca) dan zat besi (Fe) yang berfungsi sebagai pembentukan hemoglobin (Tietze,1997).
Untuk itu penulis bersama siswa mengadakan penelitian dengan judul Uji daya bunuh Plasmodium malariae secara Invitro dengan menggunakan ekstrak daun pepaya(Carica papaya)melalui Praktikum Biologi di Laboratorium SMA Negeri I Masohi
Penemuan obat-obat antimalaria diharapkan dapat menyediakan obat baru dengan mekanisme dan target obat yang potensial dan aman bagi manusia. Pepaya juga menjadi bahan perawatan terkenal bagi penduduk Aborijin Australia untuk membantu persalinan, mengendalikan kelahiran dalam beberapa kasus di Papua New Guenea, dan sebagai alat kontrasepsi. Daun pepaya terkandung senyawa alkaloid karpain, caricaksantin, violaksantin, papain, saponin, flavonoida, politenol, dan saponin. Daun pepaya juga mengandung protein tinggi, lemak, vitamin, kalsium (Ca) dan zat besi (Fe) yang berfungsi sebagai pembentukan hemoglobin (Tietze,1997).
Untuk itu penulis bersama siswa mengadakan penelitian dengan judul Uji daya bunuh Plasmodium malariae secara Invitro dengan menggunakan ekstrak daun pepaya(Carica papaya)melalui Praktikum Biologi di Laboratorium SMA Negeri I Masohi
Cacing tanah (Lumbricus rubellus ) sebagai media pembelajaran Biologi serta pemanfaatannya secara ekonomis dikalangan siswa
Cacing tanah ( Lumbricus rubellus ) merupakan hewan invertebrata yang tergolong dalam phylum Annelida, kelas Chaetopoda, habitatnya pada tanah seperti pada lantai-lantai kebun yang penuh dengan daun-daun, tempat-tempat yang lembab, dibawah kandang ternak maupun dihalaman rumah dan juga pekarangan sekolah. Cacing tanah bila dipelajari secara taksonomi, memiliki beragam jenis bukan hanya jenis Lumbricus yang disebut sebagai cacing tanah tetapi juga Eisena dan Allolobophora, Letak perbedaannya hanya secara morfologi (bentuk tubuh luar),walaupun secara umum kurang diperhatikan oleh masyarakat tetapi menarik untuk dipelajari karena memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita dan juga penting dalam proses rantai makanan yang berlangsung di alam. Pemanfaatan secara efisien dikalangan siswa membantu mempermudah pemahaman siswa karena dapat berfungsi sebagai media pembelajaran serta dapat dimanfaatkan secara ekonomis di kalangan siswa.
Pekarangan sekolah yang begitu luas pada sekolah SMA Negeri 1 Masohi, menimbulkan ide ide yang secara alamiah timbul dalam pikiran guru dan siswa untuk memanfaatkannya sebagai pekarangan yang multi guna selain pemanfaatan pekarangan sekolah sebagai tempat untuk menanam berbagai jenis tanaman umur pendek seperti sayur-sayuran, ketela pohon, ubi jalar. Kini sebagian pekarangan di usahakan sebagai tempat untuk beternak cacing tanah sekaligus sebagai media pembelajaran mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 1 Masohi. Keunggulan khusus dari ide ini karena cacing tanah merupakan hal baru digunakannya sebagai media pembelajaran secara nyata dan dapat dimanfaatkan secara ekonomis dikalangan siswa
Pekarangan sekolah yang begitu luas pada sekolah SMA Negeri 1 Masohi, menimbulkan ide ide yang secara alamiah timbul dalam pikiran guru dan siswa untuk memanfaatkannya sebagai pekarangan yang multi guna selain pemanfaatan pekarangan sekolah sebagai tempat untuk menanam berbagai jenis tanaman umur pendek seperti sayur-sayuran, ketela pohon, ubi jalar. Kini sebagian pekarangan di usahakan sebagai tempat untuk beternak cacing tanah sekaligus sebagai media pembelajaran mata pelajaran biologi kelas X SMA Negeri 1 Masohi. Keunggulan khusus dari ide ini karena cacing tanah merupakan hal baru digunakannya sebagai media pembelajaran secara nyata dan dapat dimanfaatkan secara ekonomis dikalangan siswa
Penerapan Sistim Pembelajaran Bermakna
Pembelajaran bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Pembelajaran bermakna sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki peserta didik dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan. Pada pembelajaran Biologi, pembelajaran bermakna paling mudah diterapkan dengan mengedepankan aspek aspek seperti menyentuh/ meraba hal hal yang langsung berkaitan di alam. Mengaktifkan indra merupakan tujuan utama untuk menilai dengan tepat bagaimanakah proses pembelajaran tersebut dijalankan.Untuk itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Penerapan sistim pembelajaran bermakna pada pembelajaran biologi kelas X SMA Negeri I Masohi
Penggunaan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian maju serta tata kehidupan masyarakat yang serba kompetitif mengharuskan adanya upaya yang maksimal untuk mampu menyesuaikan diri. Kemampuan menyesuaikan diri bisa dilakukan dengan baik apabila didukung oleh pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Dalam kerangka inilah peranan guru di tengah-tengah dunia pendidikan menjadi sangat penting.
Guru sebagai pendidik dapat berfungsi sebagai Agent of Culture, juga berfungsi selaku Agent of change. Dengan demikian guru mempunyai tugas guna melestarikan serta mentranformasikan nilai-nilai kultural kepada generasi muda, serta memberikan perubahan terhadap nilai-nilai kebudayaan ke arah yang lebih baik dan berkualitas. Keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi pembelajaran (subject matter) terletak pada kemampuan mereka (pebelajar) mengelola belajar (management of learning), kondisi belajar (condition of learning), dan membangun struktur kognitifnya pada bangunan pengetahuan awal (prior knowledge), serta mempresentasikannya secara benar.
Pengelolaan kegiatan pembelajaran dan kondisi belajar seseorang mempengaruhi proses terbentuknya pengetahuan di dalam struktur kognitif peserta didik. Kondisi belajar berkaitan dengan materi topik yang dipelajari (content), dan pengelolaan belajar berhubungan dengan membangun pengetahuan.
Dewasa ini pengkajian dan pengembangan model serta implementasi pendekatan pembelajaran telah banyak dilakukan. Hal ini bertujuan guna mengungkapkan indikator yang paling dominan dalam mempengaruhi cara belajar siswa lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Salah satu upaya tersebut dengan menggabungkan pendekatan pemecahan masalah (technological approach), dan pendekatan ilmiah (scientific approach).
Pembelajaran kooperatif Student facilitator and explaining merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.
Metode student facilitator and explaining merupakan suatu metode dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya. Langkah-langkah pembelajaran dengan metode student facilitator and explaining yaitu guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, guru menyajikan materi, memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya baik melalui bagan atau peta konsep maupun yang lainnya, guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa, guru menjelaskan semua materi yang disajikan pada saat itu dan penutup.“Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana siswa atau peserta didik belajar mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model pembelajaran ini sangat efektif untuk mengaktifkan kreatifitas siswa lewat bertukar pendapat satu dengan yang lain.” Model ini memberikan kemampuan untuk mendiskusikan hal hal yang mampu meresponi pikiran siswa untuk mengembangkan materi yang dipelajari melalui berpikir positip dan berpikir kritis sehingga sikap ilmiah siswa secara terpadu mampu diperlihatkan di ruang kelas.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan pada guru bidang studi Biologi yang mengajar di kelas X SMA Negeri I Masohi peneliti mendapat informasi bahwa prestasi belajar siswa kelas X masih rendah, hal ini didasarkan pada hasil ulangan harian dengan total nilai rata-rata kelas X menunjukkan nilai yang masih rendah yakni sebesar 53.94 Peneliti juga mendapatkan informasi bahwa minat belajar siswa masih relative rendah, pada saat proses belajar mengajar siswa tampak bosan dan sering tidak memperhatikan guru
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi Virus Pada Siswa Kelas X SMA Negeri I Masohi
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator and Explaining adalah :1.Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3.Memberikan kesempatan peserta didik untuk menjelaskan kepada peserta didik lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.
4.Guru menyimpulkan ide/pendapat dari peserta didik.
5.Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
6.Penutup
info selengkapnya dapat menghubungi penulis.
Pentingnya Mengenal Karakteristik Siswa dan Sex Approach dalam Pembelajaran Biologi pada Siswa SMA Negeri I Masohi
Sasaran akhir yang ingin dicapai melalui pembelajaran dengan menggunakan " Sex Approach " ini adalah mengkonsepkan kondisi nyata di masayarakat kedalam pikiran dan perasaan siswa sehingga tidak mudah terpengaruh dengan kenikmatan dunia, menghindari diri dari pergaulan bebas, terjerumus dalam perbuatan sexual dini, tidak mencari kenikmatan sendiri, tidak berkeinginan untuk menonoton film atau memiliki gambar-gambar pornografi. Akan tetapi perhatian mereka lebih diarahkan pada hal-hal yang positip sifatnya seperti, memuaskan massa muda dengan belajar demi sebuah cita-cita dan masa depan yang cerah, tidak mengecewakan orang tua, berdaya guna bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.Peneliti mengadakan penelitian ini pada Kelas XI SMA Negeri I Masohi
Senin, 01 November 2010
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO MENGGUNAKAN MEDIA LINGKUNGAN PADA MATAKULIAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Makin baik model pembelajaran, makin efektif pula tujuan yang diharapkan. Saat ini telah dikembangkan banyak model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan oleh pendidik. Salah satunya adalah model pembelajaran portofolio yang sangat memprioritaskan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk melaksanakan proses pendidikan dengan model pembelajaran portofolio maka lingkungan dapat digunakan sebagai media pembelajaran sehingga memperkaya bahan dan kegiatan belajar peserta didik. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran portofolio menggunakan media lingkungan maka dilakukan penelitian yang bermanfaat dalam pengembangan proses pembelajaran yang efektif, efisien dan komunikatif. Dari penilaian terhadap penerapan portofolio menunjukkan bahwa mahasiswa yang dijadikan sampel mempunyai kemampuan yang baik terhadap mata kuliah Pengetahuan Lingkungan. Berdasarkan hasil tes dikatakan bahwa penerapan model portofolio dapat meningkatkan hasil belajar.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING
Metode bermain peran (role playing) adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan itu dilakukan siswa dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati (Anang Prasetyo, 2001). Untuk melakukan pembelajaran bermain peran sebelumnya siswa harus memiliki pengetahuan awal agar dapat mengetahui karakter dari peran yang dimainkannya. Tugas guru selanjutnya adalah memberi penjelasan dan penguatan terhadap simulasi yang dilakukan dikaitkan dengan konsep-konsep yang relevan yang sedang dibahas. Metode bermain peran dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajari sebagaimana dikemukakan oleh Pidarta dalam Anang Prasetyo (2001), bahwa dengan melakukan peran suatu kasus pada mata pelajaran yang sedang dibahas, para siswa bersangkutan diharapkan dapat menghayati kejadian itu sehingga pemahaman dan sikap siswa terhadap mata pelajaran biologi semakin meningkat.
Metode bermain peran banyak melibatkan siswa untuk beraktivitas dalam pembelajaran dan akan memberikan suasana yang menggembirakan sehingga siswa senang, tidak membosankan dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Dengan demikian kesan yang didapatkan siswa tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari lebih kuat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Silberman, 2001).
Berdasarkan uraian di atas, maka diadakan penelitian yang berjudul: “Efektifitas Role Playing untuk Meningkatkan hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri I Masohi
Metode bermain peran banyak melibatkan siswa untuk beraktivitas dalam pembelajaran dan akan memberikan suasana yang menggembirakan sehingga siswa senang, tidak membosankan dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Dengan demikian kesan yang didapatkan siswa tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari lebih kuat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Silberman, 2001).
Berdasarkan uraian di atas, maka diadakan penelitian yang berjudul: “Efektifitas Role Playing untuk Meningkatkan hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI SMA Negeri I Masohi
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALLING PADA SEKOLAH MULTIETNIS TERHADAP HASIL BELAJAR KOOGNITIF SAINS BIOLOGI DAN SIKAP SOSIAL SISWA SMA NEGERI DI MASOHI
Dunia pendidikan yang semakin meningkat dewasa ini menunjukkan semakin tinggi tingkat kepedulian pemerhati maupun praktisi pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Masohi merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki keragaman etnis. Sejumlah etnis hidup menetap di Masohi ibu kota Kabupaten Maluku tengah Provinsi Maluku, antara lain etnis Jawa, Banjar, Bugis, Ambon, Manado, Cina, Buton, dan etnis Madura. Perbedaan etnis tersebut ditengarai berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran. Survai menunjukkan bahwa hasil belajar siswa SMA di Masohi masih rendah. Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan pada siswa multietnis adalah strategi pembelajaran kooperatif Snowballing . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran Snowballing terhadap kemampuan berpikir kritis, hasil belajar kognitif dan sikap sosial siswa multietnis SMA di Masohi. Penelitian terdiri dari 2 tahap, yakni tahap survai, dan penelitian quasi eksperimen. Hasil uji Anova menunjukkan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran Snowballing terhadap kemampuan berpikir kritis, hasil belajar kognitif dan sikap sosial siswa. Terdapat pengaruh etnis terhadap kemampuan berpikir kritis, hasil belajar kognitif dan sikap sosial siswa. Siswa etnis Ambon memiliki kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif yang paling tinggi dibanding dengan siswa etnis etnis Bugis, etnis Buton dan etnis manado. Guru sains biologi SMA masohi diharapkan dapat mengimplementasikan strategi kooperatif Snowballing pada pembelajaran sains biologi.
PENGGUNAAN MEDIA ICT(INFORMATION COMMUNICATION OF TECHNOLOGY)PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
Dewasa ini media pembelajaran dengan menggunakan slide presentasi telah mulai digunakan oleh sekolah-sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, ada yang menggunakan animasi, ada pula yang menggunakan animasi materi pembelajaran maupun yang menggunakan Audio Visal dengan menggunakan Radio komunikasi. Untuk materi pembelajaran bidang studi IPA, sudah mulai digunakan media pembelajaran dengan menggunakan slide presentase dengan menggunakan tampilan layar POWER POINT pada jendela Windows, hal ini sangat berpengaruh terhadap minat dan cara belajar siswa, karena dapat membangkitkan minat siswa terhadap materi pelajaran yang mungkin dianggap sulit menganalisanya ataupun sulit dipahami.
Pembelajaran Biologi akan lebih menarik jika, penggunaan LCD ( Ligth Current Diode) Dengan menggunakan animasi pada materi pembelajaran biologi.Hal ini dapat mempengaruhi cara belajar anak serta motifasi untuk belajar dan memahami materi dengan lebih jelas. SMA Negeri I masohi, dalam proses pembelajaran Biologi kini telah memanfaatkan LCD untuk proses pembelajaran Biologi karena dapat menjelaskan dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan materi tersebut dan memberikan solusi pemecahan masalah dengan lebih efektif.
Bertolak dari hal- hal yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Penggunaan Media Pembelajaran ICT (Information, Communication of Technology) Materi Ekosistem Siswa kelas X SMA Negeri I Masohi
Pembelajaran Biologi akan lebih menarik jika, penggunaan LCD ( Ligth Current Diode) Dengan menggunakan animasi pada materi pembelajaran biologi.Hal ini dapat mempengaruhi cara belajar anak serta motifasi untuk belajar dan memahami materi dengan lebih jelas. SMA Negeri I masohi, dalam proses pembelajaran Biologi kini telah memanfaatkan LCD untuk proses pembelajaran Biologi karena dapat menjelaskan dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan materi tersebut dan memberikan solusi pemecahan masalah dengan lebih efektif.
Bertolak dari hal- hal yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : Penggunaan Media Pembelajaran ICT (Information, Communication of Technology) Materi Ekosistem Siswa kelas X SMA Negeri I Masohi
PEMBELAJARAN DIVERSITAS
PEMBELAJARAN DIVERSITAS
A.Latar belakang penulisan
Biodiversitas tercermin dalam keragaman flora, fauna dan mikroorganisme. Hutan hujan tropis yang dimiliki Indonesia, menyimpan begitu banyak spesies tanaman dan hewan yang merupakan sumberdaya hayati (Bioresources) yang manfaatnya sangat besar, baik untuk pengembangan pariwisata, peningkatan pangan, serat dan obat-obatan maupun untuk agroindustri. Diantara kekayaan biologis tersebut,beberapa diantaranya merupakan plasmanutfah unggulan dan merupakan indigenous pada daerah-daerah tertentu.
Dalam konteks akademik, biodiversitas sumberdaya alam masih terbuka sangat luas bagi kegiatan pengkajian dan riset, yang mana hasil- hasilnya sangat diharapkan dapat menambah dan memperkaya pengetahuan dasar yang diperlukan bagi penyusunan bahan pembelajaran dalam pendidikan misalnya pembelajaran diversitas yang telah dilakukan. Diversitas merupakan salah satu konsep Biologi yang dipakai untuk menjelaskan tentang keragaman spesies dan manfaatnya. Pada kegiatan pembelajaran biologi, siswa biasanya hanya mengharapkan aplikasi diversitas berdasarkan pustaka tentang keragaman gen, jenis dan ekosistem, yang mana contohnya secara umum telah diketahui, namun untuk pengayaan materi pembelajaran biologi dengan memanfaatkan sumber-sumber dari hasil pengkajian dengan objek sumber daya hayati lokal, masih sangat terbatas dan hampir tidak ada, hal ini dapat berpengaruh terhadap kemajuan sains dan kesejahteraan. Sumberdaya hayati lokal harus dikembangkan baik untuk tujuan akademik maupun ekonomi sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan sains dan kesejahteraan
Keunggulan khusus dari pembelajaran diversitas ini adalah menampilkan kepada siswa tentang pentingnya manfaat plasma nutfah unggulan daerah untuk kepentingan kajian pendidikan dan sangat bermanfaat untuk kesejahteraan bersama masyarakat, dengan tetap mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan yang secara eksplisit mengamanatkan pengembangan kurikulum dengan tetap mengakomodir kebutuhan daerah.
A.Latar belakang penulisan
Biodiversitas tercermin dalam keragaman flora, fauna dan mikroorganisme. Hutan hujan tropis yang dimiliki Indonesia, menyimpan begitu banyak spesies tanaman dan hewan yang merupakan sumberdaya hayati (Bioresources) yang manfaatnya sangat besar, baik untuk pengembangan pariwisata, peningkatan pangan, serat dan obat-obatan maupun untuk agroindustri. Diantara kekayaan biologis tersebut,beberapa diantaranya merupakan plasmanutfah unggulan dan merupakan indigenous pada daerah-daerah tertentu.
Dalam konteks akademik, biodiversitas sumberdaya alam masih terbuka sangat luas bagi kegiatan pengkajian dan riset, yang mana hasil- hasilnya sangat diharapkan dapat menambah dan memperkaya pengetahuan dasar yang diperlukan bagi penyusunan bahan pembelajaran dalam pendidikan misalnya pembelajaran diversitas yang telah dilakukan. Diversitas merupakan salah satu konsep Biologi yang dipakai untuk menjelaskan tentang keragaman spesies dan manfaatnya. Pada kegiatan pembelajaran biologi, siswa biasanya hanya mengharapkan aplikasi diversitas berdasarkan pustaka tentang keragaman gen, jenis dan ekosistem, yang mana contohnya secara umum telah diketahui, namun untuk pengayaan materi pembelajaran biologi dengan memanfaatkan sumber-sumber dari hasil pengkajian dengan objek sumber daya hayati lokal, masih sangat terbatas dan hampir tidak ada, hal ini dapat berpengaruh terhadap kemajuan sains dan kesejahteraan. Sumberdaya hayati lokal harus dikembangkan baik untuk tujuan akademik maupun ekonomi sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan sains dan kesejahteraan
Keunggulan khusus dari pembelajaran diversitas ini adalah menampilkan kepada siswa tentang pentingnya manfaat plasma nutfah unggulan daerah untuk kepentingan kajian pendidikan dan sangat bermanfaat untuk kesejahteraan bersama masyarakat, dengan tetap mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan yang secara eksplisit mengamanatkan pengembangan kurikulum dengan tetap mengakomodir kebutuhan daerah.
Langganan:
Postingan (Atom)
LATIHAN SOAL TAHAP 4 BIOLOGI UNBK 2020
PETUNJUK : 1. PILIHLAH OPTION YANG ANDA ANGGAP BENAR 2. SELESAIKANLAH ESSAY DENGAN BAIK ...
-
PETUNJUK : A. KERJALAH DI KOLOM KOMENTAR B. PILIHLAH OBTION YANG TEPAT, Setelah anda memilih obtion yang tepat, anda perlu me...
-
PETUNJUK 1. ANDA LANGSUNG MEMILIH OPTION YANG TEPAT 2. KIRIM SEPERTI YANG ANDA LAKUKAN KEMARIN 3. LATIHAN SEKALIGUS TUGAS PORTOFOLIO 4. ...
-
PETUNJUK : 1. PILIHLAH OPTION YANG ANDA ANGGAP BENAR 2. SELESAIKANLAH ESSAY DENGAN BAIK ...