Selasa, 02 November 2010

Penerapan model pembelajaran Jigsaw di SMA Negeri I Masohi pada Pembelajaran Biologi

Pendidikan adalah kehidupan,dan kehidupan harus dipersiapkan menurut kebutuhan cita-cita dari manusia itu sendiri, sebab cita-cita setiap manusia sebenarnya itulah tujuan hidup. Secara normal setiap insan manusia dalam hidupnya pasti mengidamkan apa yang disebut meraih “ Tarap Hidup Yang Lebih Baik “ yang selanjutnya mengarah pada hidup yang sukses. Banyak orang mempercayai bahwa untuk dapat meraih kesuksesan hidup yang lebih baik adalah melalui upaya-upaya pendidikan yang tepat,atau dengan perkataan lain bahwa pendidikan adalah kunci yang strategis untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
Persoalan sekarang adalah mampukah kita merumuskan indikator manusia sukses yang diinginkan ? sebab indikator orang-orang yang sukses itulah sebagai referansi pokok dan esensi dalam pengembangan kurikulum melalui strategi mengajar yang digunakan. Manusia sukses yang dimaksudkan disini adalah orang yang mampu meraih kesuksesan dengan tetap pada koridor kebenaran. Konsep biologi yang dibelajarkan di SMA masih perlu dikaji mendalam, oleh karena itu belajar biologi akan lebih menarik minat siswa jika penyajian bersifat kongkrit dan melibatkan siswa secara aktif baik dari segi mental maupun fisik.
Siswa belajar berdasarkan tingkat perkembangan,tujuannya untuk lebih banyak membantu siswa menjelaskan peristiwa –peristiwa fisis yang terjadi dialam sekitar dan dalam kehidupan sehari-hari.Dalam National Science Education Stantard (1996:20), dikatakan bahwa belajar sains adalah sesuatu yang harus dilakukan siswa bukan sesuatu yang dilakukan pada mereka.Dalam belajar sains, siswa menggambarkan benda dan kejadian, bertanya, mendapatkan pengetahuan melalui penjelasan tentang phenomena alam,menguji penjelasan tersebut dengan beberapa cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan pikiran mereka kepada siswa yang lain. Jadi belajar sains adalah suatu proses aktif.
Dengan demikian upaya siswa untuk mendapatkan pengetahuan sendiri dan kemudian mengkomunikasikan pikiran mereka kepada siswa lain merupakan kunci utama keberhasilan, oleh karena itu peranan guru sebagai motor utama yang memiliki tanggung jawab langsung untuk menterjemahkan kurikulum kedalam aktivitas pembelajaran dan bukan satu-satunya sumber utama pengetahuan, artinya sebagai seorang guru tugasnya bukan lagi sebagai sumber pembelajaran tetapi memfasilitasi agar informasi baru menjadi bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana seorang guru menerapkan model atau strategi mengajar yang tepat
Bertolak pada pengalaman melalui sebuah observasi diri berdasarkan berbagai model pembelajaran yang diterapkan maka yang menyebabkan siswa kurang berhasil dalam suatu proses pembelajaran dikelas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Telah berakarnya kebiasaan mengajar dengan menggunakan metode ceramah sehingga guru terlalu banyak berperan dan tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi karena guru lebih mengutamakan target pencapaiaan kurikulum dibandingkan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2. Latar belakang kehidupan siswa akibat kemampuan orang tua sehingga kurang tersedianya buku-buku penunjang, sebagai akibat siswa tidak tahu kemana ia dapat mengatahui semua itu.
3. Kurang tersedianya buku –buku penunjang yang disediakan disekolah sebagai sumber belajar.
4. adanya perasaan sungkan, takut terhadap guru sebagai tutor dibandingkan dengan siswa temannya sehingga apa yang dijelaskan oleh temannya lebih
mudah dimengerti dibandingkan dengan yang dijelaskan oleh guru.
Mengacu pada pemikiran dan hasil observasi diatas mendorong penulis
untuk mempasilitasi dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa secara aktif bukan saja dalam menemukan serta memiliki keahlian terhadap sesuatu yang belum diketahui tapi berani juga menyampaikan gagasan atau pikirannya kepada siswa teman sebayanya.
Permasalahan kurangnya fasilitas dan kesempatan bagi siswa untuk menemukan sendiri dan menyampaikan pikirannya kepada siswa lain akan dicoba diatasi dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang dikembangkan oleh Aronson, Blaney, Stephen, Sikes and Snapp (1978) yakni model pembelajaran Jigsaw (Model TIM Ahli) Model ini dirancang untuk melatih siswa menemukan serta memiliki keahlian dari apa yang telah dipelajarinya serta mampu mengkomunikasikannya dengan mengajarkan teman lain tentang apa yang telah diketahuinya.
Berdasarkan hal hal yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Upaya peningkatan hasil belajar biologi melalui penerapan model pembelajaran jigsaw pada SMA negeri I Masohi
Kegiatan Inti pada pemebelajaran JIGSAW
1.Siswa dikelompokkan ke dalam 5 anggota tim
2.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4.Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
5.Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
Kegiatan Penutup
1.Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
2.Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
3.Guru memberikan evaluasi
4.Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah
(Informasi lengkap mengenai penerapan model pembelajaran jigsaw dapat menghubungi penulis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LATIHAN SOAL TAHAP 4 BIOLOGI UNBK 2020

PETUNJUK : 1. PILIHLAH OPTION YANG ANDA ANGGAP BENAR                        2. SELESAIKANLAH ESSAY DENGAN BAIK                  ...