Selasa, 02 November 2010

Uji daya bunuh Plasmodium malariae secara Invitro dengan menggunakan ekstrak daun pepaya(Carica papaya)melalui Praktikum Biologi di Laboratorium SMA Negeri I Masohi

Berdasarkan informasi dari Subdinas Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Propinsi Maluku, sebagian besar daerah-daerah di Maluku termasuk daerah endemis malaria tinggi, dengan angka temuan kasus antara 57 kasus per 1000 jiwa setiap tahunnya. Seorang penderita malaria dapat dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium, infeksi demikian merupakan infeksi campuran antara Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax atau dengan Plasmodium malariae. Infeksi campuran ini biasanya terdapat di daerah yang tinggi angka penularannya. Nyamuk Anopheles merupakan vektor utama malaria dan penularannya melalui gigitan Anopheles betina yang mengandung sporozoit yang infektif (Rampengan, 1997).
Penemuan obat-obat antimalaria diharapkan dapat menyediakan obat baru dengan mekanisme dan target obat yang potensial dan aman bagi manusia. Pepaya juga menjadi bahan perawatan terkenal bagi penduduk Aborijin Australia untuk membantu persalinan, mengendalikan kelahiran dalam beberapa kasus di Papua New Guenea, dan sebagai alat kontrasepsi. Daun pepaya terkandung senyawa alkaloid karpain, caricaksantin, violaksantin, papain, saponin, flavonoida, politenol, dan saponin. Daun pepaya juga mengandung protein tinggi, lemak, vitamin, kalsium (Ca) dan zat besi (Fe) yang berfungsi sebagai pembentukan hemoglobin (Tietze,1997).
Untuk itu penulis bersama siswa mengadakan penelitian dengan judul Uji daya bunuh Plasmodium malariae secara Invitro dengan menggunakan ekstrak daun pepaya(Carica papaya)melalui Praktikum Biologi di Laboratorium SMA Negeri I Masohi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LATIHAN SOAL TAHAP 4 BIOLOGI UNBK 2020

PETUNJUK : 1. PILIHLAH OPTION YANG ANDA ANGGAP BENAR                        2. SELESAIKANLAH ESSAY DENGAN BAIK                  ...