Sabtu, 19 Juli 2014

MENUJU GURU PROFESIONAL ABAD 21


Perkembangan teknologi yang sangat pesat di abad 21 ini, telah merubah wajah dunia disegala sisi kehidupan. Ekonomi dunia yang berbasis sumber daya alam telah berubah menjadi ekonomi berbasis pengetahuan. Dalam situasi tersebut maka kekuatan pengetahuan, inovasi dan kreatifitas menjadi kekuatan utama.
Untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia dan mampu meningkatkan daya saing dunia global diperlukan pendekatan 3S : Smart People, Smart Environment dan Smart Investment. Smart people berarti sumber daya manusia yang mampu mengembangkan dan menguasai teknologi di bidang sains,matematika dan rekayasa. Smart environment adalah kebijakan pemerintah yang mendukung industri teknologi serta smart Investmen adalah pengembangan riset.
Studi yang dilakukan oleh Mc Kinsey dari Global Institusion, Boston Consulting Group dan bank dunia sepakat bahwa di Indonesia akan terjadi pertemuan arus sosio ekonomi yang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Fenomena tersebut terjadi karena faktor demografi yaitu pertumbuhan populasi muda, melimpahnya sumber daya alam, kepemimpinan ekonomi yang mapan,ekonomi dalam negeri yang kuat dan meluasnya pandangan optimis terhadap pertumbuhan yang digerakan oleh segmen konsumen dalam negeri. Bila laju pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada tingkat 5% maka segmen konsumen dalam negeri akan tumbuh dari 52 juta menjadi 135 juta pada tahun 2030 dan pengeluaran mereka akan mengorbitkan Indonesia pada posisi ke 16 sekarang ini keposisi 7 PDB dunia pada tahun 2030. Selain itu untuk mendukung kegiatan ekonomi yang saat ini di dukung 55 juta pekerja terampil di tahun 2030
Perubahan ini mengharuskan perubahan pada sistem pendidikan dan perlu disesuaikan dengan kebutuhan abad 21. Perubahan kecenderungan pembelajaran masa depan telah mengubah pendekatan pembelajaran tradisional kearah pembelajaran masa depan yang disebut sebagai pembelajaran sepanjang  hayat (Life long Learning) bahwa orang dapat belajar dimana saja artinya dapat belajar di ruangkelas, perpustakaan, dirumah, atau dijalan, kapan saja, tidak sesuai dengan yang dijadwalkan bisa pagi  siang sore atau malam, dengan siapa saja, melalui guru, pakar, teman, anak, keluarga dan masyarakat, melalui sumber belajar apa saja  seperti  buku  teks, majalah, koran, internet, CD ROM, radio televisi dan sebagainya.
Salah satu hal yang terpenting adalah memastikan bahwa siswa siswa Indonesia mencapai tahapan penciptaan dalam proses pembelajaran, dimana penelitian ilmiah dan riset menjadi kunci utamanya.
Undang undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (pasal 8 dan pasal 9) menegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Selanjutnya, dalam PP nomor 74 tahun 2008 tentang guru ( pasal 3 ayat 1 dan 2) ditegaskan bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Salah satu kompetensi pedagogic yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, meliputi (1) memahami berbagai teori belajar dan prinsip prinsip pembelajaran terkait dengan mata pelajaran yang diampu dan (2) menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu ( Permendiknas No 16 tahun 2008)
Ciri pembelajaran abad 21 yaitu guru sebagai fasilitator, pembimbing dan konsultan, guru sebagai kawan belajar, belajar diarahkan oleh orang yang belajar, belajar secara terbuka, fleksibel, sesuai keperluan, belajar terutama berdasarkan proyek dan masalah, berorientasi pada dunia empiric dengan tindakan nyata, metode penyelidikan dan perancangan, menemukan dan menciptakan, kolaboratif, berfokus pada masyarakat, hasilnya terbuka, keanekaragaman yang kreatif, komputer sebagai peralatan semua jenis belajar, interaksi multimedia yang dinamis, serta komunikasi yang tidak terbatas. Satu dari berbagai permasalahan di bidang pendidikan yang dihadapi Indonesia terkait dengan peningkatan mutu pendidikan adalah kemampuan guru dalam mendesain dan mengimplementasikan pembelajaran yang variatif melalui model model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi ajar. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dan dimulai dari peningkatan mutu pembelajaran yang berdampak pada kualitas hasil belajar siswa.
Beberapa pandangan yang muncul : Orang yang buta huruf di abad 21 adalah orang yang tidak mau meninggalkan metode lama, tidak mau belajar tentang perkembangan iptek serta tidak meninggalkan paradigma lama. Pertanyaannya, apakah siswa di abad 20 sama dengan  siswa di abad21 ? siswa di abad 20  menggunakan prinsip mendasar yaitu Learner, Worker dan Citizen dimana belajar merupakan kebutuhan sekarang saja dengan banyak kerja di luar jam belajar serta berpacu pada keadaan daerah dan budayanya sedangkan siswa di abad 21 seperti yang di kemukakan oleh Douglas Rushkoff  “Children are native to cyberspace, and we, as adults, are immigrants.” Artinya bahwa anak anak kita adalah penduduk asli dari dunia digital dan kita sebagai orang dewasa disebut sebagai pendatang baru atau imigran.Siswa kita sekarang ini merupakan generasi google dimana akses internet merupakan dunia mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh jurnal penerapan dan perkembangan teknologi dengan membandingkan kemampuan guru dan siswa terhadap penggunaan multimedia pada mata pelajaran geografi menunjukan bahwa nilai tertinggi diraih oleh siswa dengan  nilai 90,48% sedangkan guru hanya 51,11% Prestasi belajar siswa sesuai tuntutan abad 21 adalah :
  • SISWA DI ABAD 21, Kreatif dan inovatif, komunikasi,kolaborasi,berpikir kritis, dan memecahkan masalah, Berkarakter santun
  • PEMBELAJARAN OLEH GURU, Non klasikal, Moving class, Berbasis project,Observasi, Discovery, inquiry, Problem solving, Team teaching, lesson study serta pemanfaatan TIK
  • MANAJEMEN SEKOLAH,Iklim dan Budaya Sekolah, Sekolah efektif, Instuctional Leadership,Pengelolaan Keuangan, Pengelolaan Pendidik dan Tendik, Pengelolaan Siswa, Pemanfaatan TIK
  • KONTEN DARI KURIKULUM, Globalisasi, Lingkungan hidup, Teknologi, Ekonomi berbasis   pengetahuan, Entrepreneurship.

Menuju guru yang profesional abad 21 berarti mempersiapkan segala kemampuan untuk mengembangkan profesinya menjadi berkualitas sehingga menghasilkan suatu generasi belajar yang :
  • Mampu berpikir kritis, kelas ilmu pengetahuan abad 21 adalah sesuatu dimana setiap siswa dilengkapi untuk berpikir diluar buku teks. Penelitian, pemikiran kritis, komunikasi dan kolaborasi dapat terjadi hanya ketika guru menjadi mitra dalam belajar.Ketika siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi, bertanya, menemukan dan mengambil alih belajar mereka sehingga menjadi peserta didik yang lebih terlibat dan antusias. Seperti yang dikatakan oleh Jhon Dewey yaitu“ If we teach to day as we taught yesterday, then we rob our children of tomorrow”. Jika guru mengajar seperti zaman dahulu kala maka guru merampas kehidupan anak.
  • Mampu mengembangkan Pembelajaran berbasis inkuiri( penyelidikan), Pembelajaran berbasis inkuiri (penyelidikan) memiliki manfaat yaitu pendekatan berpusat pada siswa, focus pada proses dari pada produk,meningkatkan pemahaman tentang kurikulum serta ditujukan pada ketrampilan dan isi
  • Mampu mengembangkan Metode Scientific, Pembelajaran berbasis penyelidikan dengan metode ilmiah membentuk dasar yang kuat untuk belajar secara otentik, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ketrampilan yang membantu mereka menemukan solusi untuk masalah dan membawa perubahan menjadi lebih baikserta memungkinkan mereka menggabungkan pengetahuan dan aplikasi untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik dalam topic pengetahuan manapun.
  • Mampu berkreatifitas, guru dan siswa mampu menemukan, mengembangkan serta memberikan kontribusi inovasi  dalam rangka mengefektifkan pembelajaran di kelas
Muncul pertanyaan, bagaimanakah penerapannya bagi guru-guru yang berada di daerah pedesaan, serta terpencil dan sulit dijangkau? Apakah pembelajaran harus mengikuti keadaan mereka apa adanya dengan sarana dan prasarana seadanya? Jika pembelajaran abad 21 ini diperhadapkan? Jawabannya ada pada penerapan strategi pembelajaran di kelas, mereka bisa berkembang dengan baik jika model dan metode pembelajaran di aktualisasikan dengan baik di kelas,Janganlah kita melihat nama sekolah jika proses yang terjadi adalah biasa saja, proses peningkatan kualitas pembelajaran di kelas merupakan inti pembelajaran abad 21 seiring dengan perkembangan IPTEK yang selalu ter-Up date

3 Model Pembelajaran yang Sesuai untuk Kurikulum 2013 (Aplikasi pembelajaran Biologi di SMA Negeri I Masohi)

        Pembelajaran Biologi di SMA Negeri I Masohi dilaksanakan dengan menggunakan berbagai model pembelajaran sains biologi yang memberikan manfaat kepada siswa untuk dapat mengembangkan minatnya dalam pembelajaran. Untuk kurikulum 2013 kini ada 3 model pembelajaran yang cocok diterapkan di antaranya sebagai berikut :
1.      Discovery Learning
         Model pembelajaran discovery learning dilakukan dengan beberapa langkah pembelajaran yaitu persiapan, pelaksanaan (kegiatan inti), dan penilaian.
Pada kegiatan inti yaitu pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran discovery learning dilakukan hal-hal berikut.
1)      pemberian stimulasi/rangsangan,
2)      pernyataan/identifikasi masalah,
3)      pengumpulan data,
4)      pengolahan data,
5)      verifikasi/pembuktian dan
6)      menarik kesimpulan/generalisasi.
 Tahapan penilaian tentu dilakukan model authentic assesment
2.      Problem Based Learning
         Problem based learning adalah, metode mengajar yang menggunakan masalah yang nyata, melalui masalah itu, terjadilah proses belajar siswa. Mereka akan belajar berbagai hal termasuk ingatan (kognitif) maupun keterampilan berpikir kritis.
Problem based learning adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, kerja kelompok, umpan balik, diskusi, dan laporan akhir.
3.      Project Based Learning
          Model pembelajaran berbasis proyek  merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.
Guru menugaskan siswa untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Demikian intisari dari artikel tentang model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kurikulum 2013. Model pembelajaran merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh guru. Oleh karena guru merupakan ujung tombak pelaksana pembelajaran di kelas. Di sanalah, kreativitas guru sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.

LATIHAN SOAL TAHAP 4 BIOLOGI UNBK 2020

PETUNJUK : 1. PILIHLAH OPTION YANG ANDA ANGGAP BENAR                        2. SELESAIKANLAH ESSAY DENGAN BAIK                  ...