Perkembangan
teknologi yang sangat pesat di abad 21 ini, telah merubah wajah dunia disegala
sisi kehidupan. Ekonomi dunia yang berbasis sumber daya alam telah berubah menjadi ekonomi
berbasis pengetahuan. Dalam situasi tersebut maka
kekuatan pengetahuan, inovasi dan kreatifitas menjadi kekuatan utama.
Untuk
menjadi kekuatan ekonomi dunia dan mampu meningkatkan daya saing dunia global
diperlukan pendekatan 3S : Smart People, Smart
Environment dan Smart Investment. Smart people berarti sumber daya manusia yang
mampu mengembangkan dan menguasai teknologi di bidang sains,matematika dan
rekayasa. Smart environment adalah kebijakan pemerintah yang mendukung industri
teknologi serta smart Investmen adalah pengembangan riset.
Studi yang
dilakukan oleh Mc Kinsey dari Global Institusion, Boston Consulting Group dan
bank dunia sepakat bahwa di Indonesia akan terjadi pertemuan arus sosio ekonomi
yang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Fenomena tersebut terjadi
karena faktor demografi yaitu pertumbuhan populasi muda, melimpahnya sumber
daya alam, kepemimpinan ekonomi yang mapan,ekonomi dalam negeri yang kuat dan
meluasnya pandangan optimis terhadap pertumbuhan yang digerakan oleh segmen
konsumen dalam negeri. Bila laju pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada tingkat
5% maka segmen konsumen dalam negeri akan tumbuh dari 52 juta menjadi 135 juta
pada tahun 2030 dan pengeluaran mereka akan mengorbitkan Indonesia pada posisi
ke 16 sekarang ini keposisi 7 PDB dunia pada tahun 2030. Selain itu untuk
mendukung kegiatan ekonomi yang saat ini di dukung 55 juta pekerja terampil di
tahun 2030
Perubahan
ini mengharuskan perubahan pada sistem pendidikan dan perlu
disesuaikan dengan kebutuhan abad 21. Perubahan kecenderungan pembelajaran masa
depan telah mengubah pendekatan pembelajaran tradisional kearah pembelajaran
masa depan yang disebut sebagai pembelajaran sepanjang hayat (Life long
Learning) bahwa orang dapat belajar dimana saja artinya dapat belajar di
ruangkelas, perpustakaan, dirumah, atau dijalan, kapan saja, tidak sesuai
dengan yang dijadwalkan bisa pagi siang sore atau malam, dengan siapa
saja, melalui guru, pakar, teman, anak, keluarga dan masyarakat, melalui sumber
belajar apa saja seperti buku teks, majalah, koran, internet,
CD ROM, radio televisi dan sebagainya.
Salah satu
hal yang terpenting adalah memastikan bahwa siswa siswa Indonesia mencapai
tahapan penciptaan dalam proses pembelajaran, dimana penelitian ilmiah dan
riset menjadi kunci utamanya.
Undang
undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (pasal 8
dan pasal 9) menegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Selanjutnya, dalam PP
nomor 74 tahun 2008 tentang guru ( pasal 3 ayat 1 dan 2) ditegaskan bahwa
seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Salah satu
kompetensi pedagogic yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah menguasai
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, meliputi (1)
memahami berbagai teori belajar dan prinsip prinsip pembelajaran terkait dengan
mata pelajaran yang diampu dan (2) menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu ( Permendiknas No 16 tahun 2008)
Ciri pembelajaran abad 21 yaitu guru sebagai fasilitator, pembimbing dan konsultan, guru sebagai kawan belajar, belajar diarahkan oleh orang yang
belajar, belajar secara terbuka, fleksibel, sesuai keperluan, belajar terutama
berdasarkan proyek dan masalah, berorientasi pada dunia empiric dengan tindakan
nyata, metode penyelidikan dan perancangan, menemukan dan menciptakan,
kolaboratif, berfokus pada masyarakat, hasilnya terbuka, keanekaragaman yang
kreatif, komputer sebagai peralatan semua jenis belajar, interaksi multimedia yang
dinamis, serta komunikasi yang tidak terbatas. Satu dari berbagai permasalahan
di bidang pendidikan yang dihadapi Indonesia terkait dengan peningkatan mutu
pendidikan adalah kemampuan guru dalam mendesain dan mengimplementasikan
pembelajaran yang variatif melalui model model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan materi ajar. Peningkatan mutu pendidikan dapat
dilakukan dan dimulai dari peningkatan mutu pembelajaran yang berdampak pada
kualitas hasil belajar siswa.
Beberapa
pandangan yang muncul : Orang yang buta huruf di abad 21 adalah orang yang
tidak mau meninggalkan metode lama, tidak mau belajar tentang perkembangan
iptek serta tidak meninggalkan paradigma lama. Pertanyaannya, apakah siswa di
abad 20 sama dengan siswa di abad21 ? siswa di
abad 20 menggunakan prinsip mendasar yaitu Learner, Worker dan Citizen
dimana belajar merupakan kebutuhan sekarang saja dengan banyak kerja di luar
jam belajar serta berpacu pada keadaan daerah dan budayanya
sedangkan siswa di abad 21 seperti yang di kemukakan oleh Douglas Rushkoff
“Children are native to cyberspace, and we, as adults,
are immigrants.” Artinya bahwa anak anak kita adalah penduduk asli dari
dunia digital dan kita sebagai orang dewasa disebut sebagai pendatang baru atau
imigran.Siswa kita sekarang ini merupakan generasi google dimana akses
internet merupakan dunia mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh jurnal penerapan dan
perkembangan teknologi dengan membandingkan kemampuan guru dan siswa terhadap
penggunaan multimedia pada mata pelajaran geografi menunjukan bahwa nilai
tertinggi diraih oleh siswa dengan nilai 90,48% sedangkan guru hanya
51,11% Prestasi belajar siswa sesuai tuntutan abad 21 adalah :
- SISWA DI ABAD 21, Kreatif dan inovatif, komunikasi,kolaborasi,berpikir kritis, dan memecahkan masalah, Berkarakter santun
- PEMBELAJARAN OLEH GURU, Non klasikal, Moving class, Berbasis project,Observasi, Discovery, inquiry, Problem solving, Team teaching, lesson study serta pemanfaatan TIK
- MANAJEMEN SEKOLAH,Iklim dan Budaya Sekolah, Sekolah efektif, Instuctional Leadership,Pengelolaan Keuangan, Pengelolaan Pendidik dan Tendik, Pengelolaan Siswa, Pemanfaatan TIK
- KONTEN DARI KURIKULUM, Globalisasi, Lingkungan hidup, Teknologi, Ekonomi berbasis pengetahuan, Entrepreneurship.
Menuju guru yang profesional
abad 21 berarti mempersiapkan segala kemampuan untuk mengembangkan profesinya
menjadi berkualitas sehingga menghasilkan suatu generasi belajar yang :
- Mampu berpikir kritis, kelas ilmu pengetahuan abad 21 adalah sesuatu dimana setiap siswa dilengkapi untuk berpikir diluar buku teks. Penelitian, pemikiran kritis, komunikasi dan kolaborasi dapat terjadi hanya ketika guru menjadi mitra dalam belajar.Ketika siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi, bertanya, menemukan dan mengambil alih belajar mereka sehingga menjadi peserta didik yang lebih terlibat dan antusias. Seperti yang dikatakan oleh Jhon Dewey yaitu“ If we teach to day as we taught yesterday, then we rob our children of tomorrow”. Jika guru mengajar seperti zaman dahulu kala maka guru merampas kehidupan anak.
- Mampu mengembangkan Pembelajaran berbasis inkuiri( penyelidikan), Pembelajaran berbasis inkuiri (penyelidikan) memiliki manfaat yaitu pendekatan berpusat pada siswa, focus pada proses dari pada produk,meningkatkan pemahaman tentang kurikulum serta ditujukan pada ketrampilan dan isi
- Mampu mengembangkan Metode Scientific, Pembelajaran berbasis penyelidikan dengan metode ilmiah membentuk dasar yang kuat untuk belajar secara otentik, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ketrampilan yang membantu mereka menemukan solusi untuk masalah dan membawa perubahan menjadi lebih baikserta memungkinkan mereka menggabungkan pengetahuan dan aplikasi untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik dalam topic pengetahuan manapun.
- Mampu berkreatifitas, guru dan siswa mampu menemukan, mengembangkan serta memberikan kontribusi inovasi dalam rangka mengefektifkan pembelajaran di kelas
Muncul pertanyaan, bagaimanakah penerapannya
bagi guru-guru yang berada di daerah pedesaan, serta terpencil dan sulit
dijangkau? Apakah pembelajaran harus mengikuti keadaan mereka apa adanya dengan
sarana dan prasarana seadanya? Jika pembelajaran abad 21 ini diperhadapkan?
Jawabannya ada pada penerapan strategi pembelajaran di kelas, mereka bisa
berkembang dengan baik jika model dan metode pembelajaran di aktualisasikan
dengan baik di kelas,Janganlah kita melihat nama sekolah jika proses yang
terjadi adalah biasa saja, proses peningkatan kualitas pembelajaran di kelas
merupakan inti pembelajaran abad 21 seiring dengan perkembangan IPTEK yang
selalu ter-Up date